Mengenal Rusa bawean (Axis Kuhlii)

Mengenal Rusa bawean (Axis Kuhlii)

Mengenal Rusa bawean (Axis Kuhlii). Hewan ini merupakan satwa endemik Pulau Bawean yang secara administratif berada di wilayah Kabupaten Gresik Provinsi Jawa Timur. Rusa bawean secara umum memiliki tubuh yang relatif kecil dibandingkan dengan jenis rusa lainnya.

Asal usul rusa bawean dan bagaimana caranya mencapai Pulau Bawean tidak diketahui dengan pasti (Wilson Reeder, 1993). Menurut Bemmel (1953) nenek moyang rusa bawean terpisah dari kerabatnya sekitar ma Diuvial, ketika daratan Selat Sunda terpisah akibat naiknya permukaan laut. Menurut Geist (1981), nenek moyang rusa bawean berasal dari spesies Axis yang mencapai bawean pada jaman Pleistosin yaitu ketika Pulau Bawean berhubungan dengan daratan Jawa. Dugaan lainnya adalah bahwa nenek moyang rusa bawean yang mencapai Pulau Bawean berasal dan Filipina (Bemmel, 1944). Selanjutnya Sitwell (1970) menyatakan bahwa rusa bawean teridentifikasi sebagai jenis satwa baru oleh Salomon Muller tahun 1836 di daerah Tuban, dan kemudian pada tahun 1841, berhasil ditangkap rusa bawean di habitat aslinya di Pulau Bawean (Bemmel, 1953).

Klasifikasi ilmiah rusa bawean 

Kerajaan : Animalia 
Filum : Chordata 
Kelas : Mammalia 
Ordo : Artiodactyla 
Famili : Cervidae 
Genus : Axis 
Spesies : Axis kuhlii

Di lihat dari struktur morfologinya, rusa bawean termasuk kelompok rusa berbadan Irecil, dan rusa dewasa tingginya mencapai 165 cm. warna bulu tubuh umumnya adalah kecoklatan dengan ada sedikit campuran warna kekuningan lapisan bulu termasuk halus, berkilau dengan lembut (Sitwell, 1970). Ekornya tidak terlalu panjang, kecoklatan dibagian atas dan putih dibagian belakang atau bawah (Whitehead, 1993). Pada pejantan tidak dijumpai bulu malai (mane) dan pada anak rusa bawean ketika lahir terdapat warna totol putih sepanjang punggungnya yang akan hilang beberapa hari setelah lahir (bemmel 1953). Blouch dan Atmosoedirdjo (1987) menambahkan bahwa panjang tubuh rusa dewasa mencapai I40 cm dengan tinggi kaki depan sekitar 315 mm. Ranggah pada yang jantan dewasa hanya mencapai tiga cabang (Bemmel, 1948). Berat lahir anak rusa bawean dapat mencapai antara 1,0 kg hingga 1,5 kg pada anak rusa betina dan 1,5 kg hingga 2,0 kg pada anak rusa jantan (Ma'sum dan Affandhy 1992), dan pada rusa dewasa beratnya dapat mencapai 50 - 60 kg (Kurt, 1990). 

Ciri-ciri Rusa Bawean 

1. Anggota Kepala

a. Mata
Bentult mata pada rusa bawean adalah bulat dan menyempit ke 4 arah distal. Di ujung distal mata terdapat suatu Iekukan dangkal dan kecil (1-2 cm) yang merupakan daerah kelenjar preorbital. Bulu mata rusa bawean agak kaku dan berwarna agak keputihan

b. Mocong
Keadaan moncong rusa bawean agak meruncing ke depan, sedikit menyerupai lancipnya moncong tikus. Hidung berwarna hitam dan selalu terlihat lembab, serta bibir agak gelap kehitaman. warna bulu di sekitar moncong pada rusa betina adalah coklat muda, sedangkan pada yang jantan berwarna coklat gelap kehitaman. warna gelap tersebut sama seperti pada warna bulu di daerah badannya.

c. Leher 
Leher rusa agak panjang sehingga memungkinkan rusa dapat menoleh ke belakang hampir sejajar dengan badannya. Warna bulu di sekitar leher cenderung lebih terang di bandingkan dengan warria bulu di daerah bagian badan.

d. Ranggah 
Ranggah pertama (spike) pada rusa bawean pendek sekali, yaitu hanya 40-50 mm. Bentuk batang ranggah pertama menunjukkan bentuk yang agak pipih. ranggah yang tumbuh normal dan pada saat pertumbuhan maksimal adalah berupa dua cabang dengan tiga pucuk ranggah. Cabang pertama berada di bagian bawah dekat dengan pedicle. sedangkan cabang lainnya berada di bagian atas hampir dekat den- ujung ranggah.

e. Telinga 
Bentuk telinga terkesan berbeda antara teIinga rusa jantan dengan telinga rusa betina Pada telinga rusa jantan, bentuknya membulat di daerah pangkal daun telinga dan meruncing di bagian ujung daun telinga. Pada telinga rusa betina, bentuk runcingnya agak berkurang dan mendekati sedikit bulat. Bulu dibagian luar daun telinga cukup banyak dan lebih panjang dibandingkan pada bagian dalam daun telinga. Warna bulu pada bagian luar daun telinga adalah coklat muda, sedangkan pada bagian dalam daun telinga berwarna agak keputihan

2. Badan

a. Posisi samping
Bentuk badan rusa bawean adalah ramping dengan kecendrungan badan yang mengarah lebih miring ke depan. Miringnya bentuk tubuh ke arah depan dikarenakan kaki depan rusa cenderung lebih pendek dari kaki belakang. Badan tertutup rapat oieh bulu dengan panjang bulu di daerah tulang punggung adalah 22,5 mm. Warna bulu di daerah badan pada rusa betina adalah coklat muda dan coklat gelap pada rusa jantan.

b. Ekor 
Ekor rusa bawean relatif panjang, yaitu antara 101I - 110 mm dengan buIu ekor yang lebih panjang dibandingkan dengan bulu di daerah badan. Warna bulu pada bagian luar ekor adalah coklat dan pada bagian dalam berwarna agak keputihan

3. Anggota gerak 
Rusa hwean mempunyai kaki yang relatif panjang dan proporsional dengan panjang tubuhnya.

Rusa bawean merupakan hewan nokturnal dan mempunyai habitat di semak-semak hutan sekunder yang berada pada ketinggian hingga 500 mdpl. Rusa bawean mempunyai masa kehamilan antara 225-230 hari dan akan melahirkan satu anak tunggal (jarang terjadi kelahiran kembar). Waktu lahir terjadi antara periode bulan Februari hingga Juni. Pejantannya memiliki tanduk bercabang tiga yang dapat tumbuh sepanjang 25–47 cm. Tanduk ini dipergunakan pejantan untuk memenangkan betina di musim kawin.

Sumber
http://www.petrokimia-gresik.com/Resources/Docs/Kehati.pdf
wikipedia.org

0 Response to "Mengenal Rusa bawean (Axis Kuhlii)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel