Mengenal Kutu Laut Hewan Berbahaya

Mengenal Kutu Laut Hewan Berbahaya. Walaupun memiliki sifat sebagai hewan pemakan segalanya atau omnivora ini juga bermanfaat untuk menjaga keseimbangan ekosistem.

Kutu laut merupakan kelompok binatang air berkulit keras dan beruas-ruas parasit kecil yang memakan kulit dan darah atau larva ubur-ubur. Kutu Laut lebih sering ditemukan menempel pada ikan.

Mengenal Kutu Laut Hewan Berbahaya


Hewan ini jenis ini adalah makhluk pemakan bangkai, yang biasanya memakan bangkai ikan. Namun hewan-hewan seperti ini tidak bahaya. Justru manusia sangat terbantu dengan adanya mereka, Sebab kalau Tidak ada amphipod, laut bakalan penuh dengan burung atau ikan mati yang busuk. Jadi, kutu laut sebenarnya memiliki peran penting dalam ekosistem laut.

Seperti Dikutip Dari Wikipedia Kutu laut adalah merupakan sekelompok spesies hewan copepoda dari ordo Siphonostomatoida, yaitu famili Caligidae. Terdapat sekitar 559 spesies di 37 genera, termasuk 162 spesies Lepeophtheirus dan 268 spesies Caligus. Kutu laut merupakan ektoparasit yang memakan lendir, jaringan epidermis, dan darah dari ikan laut inangnya.

Seluruh spesies kutu laut memiliki bagian mulut yang berbentuk seperti sifon atau kerucut. Antena sekunder dan anggota mulut termodifikasi untuk membantunya bertahan di tubuh ikan. Sepasang antena sekundernya juga digunakan oleh pejantan untuk merangkul betina ketika pembuahan. Betina dewasanya selalu lebih besar daripada pejantannya dan menumbuhkan area kemaluan yang besar yang berpengaruh ke pada massa tubuh keseluruhannya di mayoritas spesies kutu laut. rantaian telur yang terdiri atas 500 hingga 1000 telur (L. salmonis), yang akan menjadi semakin gelap seiring perkembangannya, kira-kira memiliki panjang yang sama dengan tubuh kutu laut betina. Seekor betinanya dapat memproduksi 6 hingga 11 pasang rantaian telur selama usia hidup 7 bulan.

Kutu laut tidak menerima makanan dari luar dan hidup dari simpanan nutrisi dari dalam. Setelah hinggap di inangnya, pada fase copepodid pencarian makanan dimulai dan kutu laut mulai berkembang ke fase chalimus. Fase copepodid dan chalimus mengembangkan sistem pencernaan dan mengonsumsi lendir dan jaringan inangnya yang ada dalam jangkauannya. Kutu laut muda dan dewasa, terutama betina yang hamil, pada beberapa kasus juga memakan darah. Darah seringkali terlihat pada saluran pencernaannya, terutama di betina dewasa. Lepeophtheirus salmonis dikenal mensekresikan tripsin ke lendir inangnya yang dapat membantunya untuk mencernanya. Senyawa lain seperti prostaglandin E2 telah ditemukan dari sekresi L. salmonis dan kemungkinan membantunya untuk untuk memangsa dan/atau membantu kutu laut untuk melindunginya dari respon imunitas inangnya dengan mengaturnya di tempat ia memangsa. Tidak diketahui apakah kutu laut merupakan perantara dari penyakit, namun kutu laut yang membawa bakteri dan virus kemungkinan mendapatkannya dari inangnya dan mengkonsumsi jaringan ikan yang terkontaminasi.

Kutu laut juga bisa menjadi ancaman besar bagi penyelam dan perenang di pantai laut. Sengatan larva dan menyebabkan sakit seperti terbakar, gatal, kemerahan, yang kemudian berkembang menjadi ruam kulit dan lesi kulit. Lesi ini dapat tetap selama sekitar 1-2 minggu. Dalam reaksi parah, gejala gigitan kutu laut mungkin termasuk demam, sakit kepala, mual dan muntah. Kortikosteroid topikal dan hidrogen peroksida encer dapat dioleskan ke daerah yang terkena untuk penyembuhan cepat dan untuk menghambat infeksi kulit lainnya. Sebuah obat efektif untuk gigitan kutu laut adalah dengan menggunakan cuka pada daerah kulit yang terkena.

0 Response to "Mengenal Kutu Laut Hewan Berbahaya"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel